Iklan

Tuesday, October 20, 2015

I-Doser, bikin teler, serta game dan pornografi yang mencandu

Kemaren malam anakku menghidupkan TV, ada talkshow di sebuah TV swasta mengenai I-Doser. Sangat mengagetkan sekali isi talkshow ini mengenai bahaya I-Doser. Ada pembicara dari BNN dsb. Sayang acaranya sudah hampir berakhir, jadi aku tak memperoleh info yang komplit. Tapi dari yang kutangkap, semua menganggap aplikasi ini berbahaya. Terlambat banget aku tahu ya. Penasaran aku search apa itu I-Doser, beberapa link aku taut di bawah. Link I-Doser.com sendiri sudah diblokir DEPKOMINFO.

I-Doser adalah aplikasi yang memproduksi gelombang otak Binaural yang bertujuan untuk memanipulasi suasana hati. Dari berbagai sumber, dikatakan ini bisa berefek seperti narkoba kepada pemakainya/pendengarnya. Memang bukan dalam bentuk  fisik. Seram  kan. Suara binaural adalah dua nada yang mengalun dalam frekwensi nada di bawah 1,00 Hz. Ditemukan  pada tahun 1839 oleh Heinrich Wilhem Dove, yang dapat digunakan untuk meditasi, relaksasi dan kreativitas.

Ada banyak terapi yang ditawarkan dengan metode binaural beat ini, dijanjikan baik untuk mengatasi berbagai keluhan seperti yang di tulis di sini, namun sebaiknya kita check dan re-check dulu apakah memang aman dan benar, bagi muslim sepertiku apakah tidak melanggar akidah Islam. Bisa saja suatu ilmu yang dasarnya baik di “plesetkan” atau digunakan untuk keburukan oleh orang-orang yang hanya mencari keuntungan.

Selain yang memberi warning bahaya aplikasi ini, ada juga yang masih membela alias pro, dan ada yang kontra. Aku lebih setuju dengan yang melarang, di Amerika saja pemerintahnya melarang aplikasi ini (menurut sumber di sejumlah sekolah sih...). Begitu juga di Qatar.

Jadi yang promosi bahwa efek I-Doser itu tidak bahaya, aku tak yakin. Musik, suara, dalam Islam sudah dijelaskan akan membawa pengaruh terhadap jiwa kita. Dulu zaman-zaman masih remaja, agar bersemangat, pagi-pagi aku suka  nyetel musik rock hehe...Ada perbedaan pendapat memang di kalangan ulama tentang halal haramnya musik. Yang kepo ayo rajin belajar, cari sumber-sumber yang benar.

Sudah umum diketahui baiknya efek musik klasik untuk bayi, tapi dari beberapa referensi Islam aku mendapatkan itu tetap tidak baik. Yang terbaik adalah efek mendengarkan Al-quran untuk kedamaian jiwa, penuntun hidup (jika diaplikasikan isi Quran tentunya), bahkan untuk penyembuhan.

Setinggi apapun ilmu manusia, seberapa banyak penelitian dilakukan, masih banyaaak sekali yang tidak diketahui manusia. Sebagai muslim bagiku sederhana saja; melakukan hal yang sia-sia saja kita dilarang, apalagi yang merusak atau perbuatan dosa. Dari beberapa bacaan dan dari TV dulu, aku memperoleh info bahwa  game juga bisa berefek seperti kecanduan, bila pemain larut dan  dikuasai oleh game-game  tersebut. Ada pusat pengobatan Thibun Nabawi yang banyak menangani anak-anak kecanduan game ini yang efeknya sangat buruk pada perilaku mereka. Sangat mudah juga mendapatkan info dari berbagai media termasuk TV yang mendiskusikan efek kecanduan game ini dari sudut pandang para ahli. Di rumah nyinyirlah aku dan suami menasehati anak-anak agar tidak dikuasai game. Hari gini melarang anak-anak abad 21 main game dan ngenet? Mustahil rasanya, kita harus maksimal memandu agar mereka memanfaatkan internet dan game dengan baik pada proporsi yang tepat dan konten yang benar. Sulit sih...

Selain itu aku juga pernah mendapat info dari TV swasta, seorang psikiter mengatakan bahwa menurut penelitian kecanduan pornografi sama buruknya, beberapa bagian otak akan rusak, sama seperti yang disampaikan di situs ini.
1

Info lain bisa di cari sendiri dengan bantuan uncle google  yah.



RumahCinta Darussalam, 19-20 Oktober 2015

No comments: