Iklan

Friday, February 08, 2008

Komunikasi tersendat 2

Kamu memang ‘spesial’

Terpantik mem-publish tulisan sebelumnya dan meneruskan tulisan ini karena aku kesal pada seseorang yang aku anggap spesial. Memang banyak sekali stok tulisan ngambang di folder & otakku. Akan panjang sekali, dan mungkin membosankan--jadi warning bagi yang gak suka tulisan panjang skip aja. Menulis bagiku yang pertama adalah proses katarsis...apa itu? Tanya sama Bapak ini. Syukur-syukur ada yang suka dan bermanfaat.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Entah sudah berapa kali dia mencuekin pesanku selama persahabatan kami, pakai bahasa hiperbola, ribuan kali. Terjadi lagi beberapa hari lalu, baru hari ini bisa menuliskan ‘dendam’ ini.

Ini yang kutulis beberapa hari lalu:

Ini lecutan kesekian ratus kali mungkin, kekecewaan yang berulang seperti dejavu, seperti penyakit kambuhan yang menderaku, sakit saat kamu kembali seperti itu…Ingin membencimu dan melupakan selamanya….

Bagaimana rasanya saat seseorang yang kita anggap spesial begitu sering mengecewakan, yang bisa menjawab pertanyaan orang lain namun selalu melecehkan pertanyaaan kita, ada yang bertahun-tahun bahkan tak dijawab, ada yang mesti marah dulu baru dijawab, padahal dia selalu ada untuk orang lain.

Spesial? Apa artinya spesial saat kita butuh selalu tak ada? Bahkan untuk menjawab pertanyaan singkat yang tidak butuh jawaban panjang. Lewat imel atau shout box, padahal aku tahu kamu bisa berkomentar di blog orang.

Aku hanya butuh komunikasi, bahkan kalau memang sudah muak padaku, kenapa tidak bilang dengan gentleman?

Kuhentikan, sambung lagi kemarin:

Aku menyadari hari-hari ini sedang PMS, tadinya aku ingin membiarkan diri menulis dalam keadaan emosi, tapi pekerjaan menyelamatkan, aku belum sempat. Aku capek sok cool, memang biasanya aku tidak memutuskan sesuatu kalau sedang galau, terutama emosi marah. Tapi tanpa PMSpun aku memang marah pada kamu. Aku menyerah. Mestinya kutulis lewat email pribadi, namun komunikasi pribadi masihkah berarti bagimu?

Puluhan kali sohib, kamu mencuekin pesanku, baik itu sms, shout box, email, messenger....selama ‘persahabatan’ kita. Sulit sekali membalas sekedar satu baris kalimat untuk emailku, terlalu mahal 1 sms? Okelah kalau itu terjadi beberapa kali, aku bisa menjelaskan pada diriku, mungkin kamu nggak punya pulsa, nggak bisa online, sibuk, dsb...Namun kalau ‘ribuan’ kali seperti itu?

Tak mampu kulupakan saat semua orang bisa mengucapkan ‘selamat’ untuk kehamilanku dulu yang kutulis di blog, kamu mendadak buta aksara, satu-satunya yang tidak peduli, saat orang-orang biasa saling mengucapkan selamat untuk hari-hari penting, kamu satu-satunya yang tidak. Saat kutuliskan deritaku di blog, sobat spesialku tidak pernah bertanya, saat...beratus-ratus saat yang ingin kulupakan...!

Terutama setahun belakangan ini, kamu tak akan menghubungiku kalau aku tak menghubungi, yang lalu aku balas dengan juga tidak menghubungi. Mungkin kamu tidak menyadarinya, emangnya kapan kamu pernah peduli?!

Kenapa? Aku lelah, kamu membuat aku seolah tak ada, pesan-pesan tak berjawab sementara aku baca jejakmu ada di tempat orang, kamu berkomunikasi dengan orang lain, tapi tidak denganku. Sekedar bertanya masalahku menyangkut ilmu yang kamu kuasai, lebih sering tanpa jawaban, sedang dengan manisnya kamu menjawab setiap orang dan janji akan mengirim email kalau mereka bertanya padamu. Dan kenapa aku bertanya padamu? Mungkin tak perlu aku jawab. Kalau mau, aku bisa bertanya pada banyak orang di sekitarku. Bertanya pada orang yang tak kenalpun di dunia maya, belum pernah aku kecewa, rata-rata mereka baik. Bisa kudapatkan bantuan.

Selama ini aku berusaha mengatasi, selalu menghibur diri bahwa itu semua tidak sengaja kamu lakukan, karena pada dasarnya kamu orang baik, bahwa persahabatan lebih sejati, aku jadi tersenyum lagi saat AKHIRNYA kamu menghubungi, apalagi kalau itu soal keluarga kita.

Yang aku inginkan hanyalah komunikasi. Oh tidak, aku tak mengerti dan takkan pernah mengerti itu sekedar sifatmu. Ignorance yah? Lupa? Tapi anehnya kau tak lupa untuk berbaik-baik dengan orang lain dari negeri antah berantah, apalagi kalau itu ABG kesayanganmu, oya sepertinya tugas-tugas sekolahnya kamu juga yang mengerjakan. Aku cemburu? Tentu! Tapi itu tak penting lagi sekarang, lama sudah aku memutus harapan pada perbaikan perhatian kamu. Aku masih bertahan jika ingat persahabatan dan keluarga kita, anak-anak kita. Mungkin bisa abadi?

Pekerjaan membuatku ‘berurusan’ dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia, berbagai tipikal bangsa, namun tetap saja ada etika universal yang berlaku, ignorance adalah satu hal yang keterlaluan. Belum pernah ada yang memperlakukanku seperti kamu. Menganggap sapaanku angin lalu dan menguap begitu saja. Kalau seseorang belum sempat menjawab email dengan detail misalnya, pasti akan ada urgent reply; “maaf ya, nanti saya akan kembali dengan laporan lengkap, saat ini sedang sibuk.” dsb.. Begitupun jika ada yang tak membalas sms pasti beberapa waktu akan bilang, “maaf kemarin aku tidak punya pulsa.” Ho ho aku lupa, kamu memang spesial yah? Hanya orang-orang pilihan yang bisa menjadi sahabatmu? Orang-orang yang mau menerima risiko berteman dengan orang top macam kamu? Aku orang biasa sohib!

Di dunia kerjaku, ignorance bisa mengakibatkan hilangnya ribuan dolar. Oya hanya sekedar persahabatan ya, biarlah hilang?

Selama hidupku rasanya tak pernah aku memutuskan silaturahim, apalagi dengan orang yang aku anggap istimewa, aku hormati. Hanya sekali pernah aku ignore & delete seorang perempuan di YMku dulu. Perempuan baru kenal, mengaku kekasihku cinta padanya, dan bilang, dia mau menikah dengan kekasihku andai saja dia masih single...Itupun karena dia sudah melanggar etika & netika yang berlaku menurut ukuranku. Namun kalau aku selalu kamu anggap tak ada, apa boleh buat?

AKHIRNYA, selalu kukatakan pada diri, semua memang salahku, berawal dari harapan-harapan dalam kepala, keinginan-keinginan terhadap respon kamu, seharusnya itu tak usah. Sayangnya aku manusia biasa.. Cinta hanya memberi? Tidak aku tak sanggup kalau aku terus-terusan dianggap tak ada. Lama-lama bukankah itu pelecehan?

Spesial? Apa artinya itu bagimu? Atau aku saja yang memang mengada-ada? Kalau begitu kenapa tak pergi saja? Persahabatan bukan basa-basi, datang hanya saat kau butuh atau mood? Semoga bahagia dengan pengagum-pengagum kamu dan dengan hobi tebar pesona kamu, hari ini siapa yang kamu panggil say, my...?

Pergilah
aku lelah
jangan menggundah.

Kamu pasti tahu lagu penyanyi kesayanganmu ini:

Keinginan adalah sumber penderitaan
Tempatnya di dalam pikiran
Tujuan bukan utama
Yang utama adalah prosesnya

Kita hidup mencari bahagia
Harta dunia kendaraannya
Bahan bakarnya budi pekerti
Itulah nasehat para nabi

Ingin bahagia derita didapat
Karena ingin sumber derita
Harta dunia jadi penggoda
Membuat miskin jiwa kita

Ada benarnya nasehat orang-orang suci
Memberi itu terangkan hati
Seperti matahari
Yang menyinari bumi
Yang menyinari bumi

(Iwan Fals)

I gave up dancing with you :(

Gambar minjem sini

9 comments:

ichal said...

emang berat ketika kita mendapat "peran" hanya sebagai pemberi, kayaknya sampai batas merasa di lecehkan,,, (weleh apaan sih gw).

namun bukankah hakikat memberi lebih baik dari menerima (hik hik,, jadi inget "batapuak sabalah tangan")

ichal said...

pelukan dari ichal pengganti sahabtnya yang lagi sibuk ,, hehehe!!

Eko Eshape said...

ceritanya kok sedih banget ya....

aku jadi termenung lama, jangan2 memang ada ya orang seperti itu (jangan2 itu adalah aku, he...he..he... guyon ya, biar nggak keterusan ngelamunnya)

btw aku suka sekali lagu iwan fals itu, dan seriiiiing banget tak setel di mobil

Anonymous said...

Ni..kok bisa nulis bagus begini...hiks...hanyut dah

Anonymous said...

Betul Ni, persahabatan bukan hanya basa basi...Tos dl ni, Hebat..buang saja orang yang suka tebar pesona begini, gak guna :P

Anonymous said...

waduh, tentang siapa gerangan ini, meiy?

Anonymous said...

udah mbak....hidup akan terus berlanjut tanpa dia kan? dan kalo dia sadar....dia pasti balik lagi :p

*sarannya memperburuk keadaan nih :d

Anonymous said...

mungkin kita harus menyadari, bahwa tidak selalu cinta spesial kita utk seseorang akan mendapat sambutan sama......aku pernah begini meiy....dan kubiarkan saja apa maunya....

Anonymous said...

Wow..sapa tu yang special ya..jadi pengen tau..heehe..maklum aku itu ibu ibu..