Iklan

Wednesday, January 23, 2008

TRANSFIGURASI

Bongkar-bongkar puisi lama karena temanku Tisna minta lirik untuk lagu konservasi, ketemu Transfigurasi, aku suka puisi ini. Kalo kata Ichal siapa lagi yang akan menyukai tulisan kita kalau enggak kita sendiri. *Narsis mode on*. Bukan mau bawa-bawa Yesus, suer, aku menghormati beliau sama seperti Nabi lainnya. Ini transfigurasi kamu, honey wink.

Transfigurasi

Menerjemahkan sepi
kedalam mimpimimpi gamang
lengang dari suara-suara. penuh oleh citra-citra
dirimu, diriku, cahaya, warnawarna
bauran rasa mengisi kepala
kau metamorfosa cahaya – panas – menggelisah
kau menjelma nuansa ganjil menjejakkan resah menggigil
menyentak-nyentak kenang yang tua
laksana tarian rantak, merentak hati

transfigurasimu – kau angin – kau cahaya
kau indah – kau luka – kau warna – kau dera
tak paham jua kupadamu


Transfigurasi 2

Menerjemahkan amuk
ke dalam kecamuk
merah jingga merah jingga
lidah-lidah api meledakkan bara
menorehkan samsara
keatas lara


Transfigurasi 3

Lalu mengapa
mesti menerjemahkan samsara?
Biarkan bening
merangkumnya ke dalam hening
diam bertapa mencari makna
penjelmaan penghabisan
metamorfosa rasa

Lamreung, 6 aug. ‘04


Transfigurasi 4

Akan kubebaskan kemana arahmu
mau berkelana? pergilah. sebab menahanmu hanya mendera jantungku
mengembaralah sesukamu
akan kubiarkan kau bebas lepas
di jagad raya tak berbatas
carilah, temuilah rembulan dan bintang-bintang atau komet-komet
asal jangan kau terserap ke lubang hitam
yang kan memutar-mutarmu
meleburmu tak bersisa

Mengembaralah
carilah wujudmu

Aku menunggu disini
dengan kesabaran Dewi sri
membulirkan padi.

Lamreung, 15 Aug. ’04 - 02.35

Gbr dari sini .

7 comments:

pyuriko said...

Waaaahh, koleksinya banyak banget...

Perlu bantuan untuk bongkar2 gak, mbak?? :D

Vie said...

Patenlah Meiy!
Pasti masih banyak yg lainnya yg masih tersembunyi tuh!

Anonymous said...

eh, yahud banget kalau pembuat puisi berkawan dgn pembuat lagu.....jadi musikalisasi puisi......wiiiih, sedap !

unai said...

asli, indah banget Ni..gak bisapun aku bikin yang beginian...uhhhh baca lagi ahhh:)

Anonymous said...

mantap-mantap kali puisimu; terutama jika sudah mengandung dua sumber: lamreung dan amenra.

entah knapa, selalu menghadirkan rasa-rasa yang tak bisa diberi nama; terutama yang #4, seakan jadi ledakan terakhir, pemuncak yang menyelesaikan tugasnya dengan baik. (kek penyerang dalam sepak bola jadinya).

kek dulu pernah aku bilang, biar juga puisi second, teteup aja kueren!

ichal said...

ehem,, ehem,, bikin GR adiak uni sajo!

mmbaca sajak uni yang menyayat hati,, keren-keren banget.

mau angkat topi !!

bravo buat "mama gajah", heheheh

Anonymous said...

wew....masih ada tabungan berharga lainnya?