Iklan

Wednesday, May 09, 2007

Bentuk dan ukuran bukan masalah


Kok aku tiba-tiba merasa "tenggelam" ya, saat ngomong dengan temanku Peter, seorang dokter yg jadi volunteer di kantor. Nah gimana enggak, tiap mau ngomong mesti menengadah dulu. Ini orang tinggi banget, aku pikir tingginya 2 meteran gitu. Penasaran lalu aku nanya, "Peter, are you 2 meters tall or more?. I feel too short beside you heh?!" sambil nyengir. Ternyata tingginya 'cuma' 191 cm. Hehe...alamaaak...

Selama ini aku nggak begitu mikir sih soal tinggi dan besar badan, sudah terbiasa diantara para teman-teman di kantor (cowo semua) yang ukurannya 'tentara German' semua, rata-rata 180-an gitu, dan atletis ato gede--apalagi yg bule, apalagi lagi gajahe...guede n tinggi...hohoho...Namanya juga gajah dan Bapak gajah, jadi cocoklah yau. Tapi sudah lama nggak ketemu orang yang setinggi Peter. Dulu waktu kerja di Dumez yang orang2nya dari seluruh dunia memang ada beberapa yang tinggiii banget. Kebayang kan aku yang tingginya hanya semekot (kata my husband--yang lumayan tinggi juga untuk ukuran orang endonesia/175)--jadi tenggelam. Walau sebenarnya sih tinggiku rata2 wanita Indonesia aja, masih byk orang yg lebih pendek. Namun aku nggak pernah kepikiran tuh. Semua lancar-lancar saja, apalagi waktu itu hubby hobinya emang menggendong aku, soale masih ringaaan. Nah sekarang, abis ngelahirin beratku cuma turun setengahnya, naiknya lebih 15 kilo. Ondeh mandeh...serasa bertambah pendek saja. Syukurnya si abangku itu tidak mempermasalahkan dan bilang, "ah mama masih seksi ko," sambil nyengir-nyengir... hihihi...Namanya juga misoa ya, takut istrinya ngambek kalee. Yah setidaknya aku terhibur juga, si abang masih betah ko ngajak begadang...(hayo ngapain), ya maksudnya ngurusin Naysa bayi kita bersama2. Demi ASInya Naysa aku ga berani diet2an. Mana bawaan lapeer melulu, weleh, weleh...
Selama ini aku nggak pernah merasa geer dengan diri, apalagi minder (yah walau kdg2 mikir; mendingan GR drpd minder...huehehehe), biasa-biasa saja tuh, malah jarang bgt mikirin. Yang aku usahakan hanya agar tetap sehat, kalau bersih sih emang hobiku, karena mantan cleaning service (ah ga nyambung ya!). Hari ini aja kepikir, bahwa sebenarnya kualitas manusia itu terletak pada hati dan pikirannya, keluarannya. Nah lo! ah maksudnya hasil dari pemikiran hati dan kepala, perbuatan-perbuatan. Contohnya saja para public figure yang berhasil, tampang seperti apapun tetap bisa di terima publik asal punya kharakter sendiri, nah contoh yang lagi hot adalah Mas Tukul (halo Maaas :p). Ato seperti Tike extravaganza, dia tetap keliatan manis dg big-size-nya, menurutku. Dan banyak artis yang enggak cantik tapi menarik karena punya ciri khas sendiri. Sebaliknya yang hanya mengandalkan kecantikan/penampilan luar akan tenggelam sendiri. Kalau ngeliat bintang-bintang pelem luar negere lebih-lebih lagi, banyak yang mengandalkan bakat bukan tampang. Bukan berarti orang yang memperhatikan penampilan salah lho, bagus kalau seseorang bisa "cantik" luar dalam, "cantik" dalam tanda kutip karena ukurannya sangat relatif.

Kemudian aku juga berpikir, apakah berhak kita menilai orang lain jelek hanya dari tampilan luarnya/pisik saja? Apakah kita tidak terlalu angkuh menilai ciptaan Tuhan dengan jelek, tanpa berpikir mengapa Dia menciptakan berbagai perbedaan?

RuangBiru, May 9, 2007

Pic: Naysa Qathrunna (emang ga ada hub dg postingan kalee :D)

10 comments:

adiwirasta said...

salam kenal...

btw, kerja dimana nih?

Anonymous said...

Bisakah kita menerima kejelakan orang???

Anonymous said...

hmmm... agak gimanaaa gitu, judul postingan si uni nan sakaliko...

:))

Mamah Ani said...

iya ya..kita suka gampang melihat "kekurangan "orang, pesek lah, buntet lah, ceking lah...pokoknya ngeledek dll, dlsb, padahal, disuruh gambar orang aja nggak bisa, jelek banget, berani beraninya bilang jelek sama ciptaanNya....

unai said...

saya apalagi Ni..kalo berdiri ngantri atau apalah yang sejejr dengan orang yang tinggi, saya lebih memilih jongkok deh heheh...tapi betul kata uni, lebih baik gr daripada minder hehehesun buat baby yah

artja said...

Saya sering masuk hutan berhari-hari, dan ternyata, ukuran dan tampilan fisik manusia tak ada apa-apanya dibandingkan kecantikan seluruh penghuni hutan... lagian, di hutan juga nggak ada yang dikecengin, jadinya suka "nggak sreg" aja kalau ada orang yang menilai orang lain dari fisiknya.

Putirenobaiak said...

*tukang ketik: aku kerja di NGO, FFI. thx yah, slm kenal juga

*ya Ko itu yg suse, kebaikan org gampang diterima, kejelekan? bikin sebel hehehe..aku juga manusia (nyanyi)

*kata jurnalis, judul yg ok itu yg gimanaa gitu yg provokativ kalee Toga :p

*Setuju Mah. bangeeeet....:)

*Udah disun Nai, brarti kita senasib dunk hahaha

*Iya artja, dibanding orangutan aja kita masih kalah keren. kabur ah, nanti byk yg protes....:))

NiLA Obsidian said...

don't judge a book by it's cover....gitu katanya kata temen bule mu kan? heuheuheu...jdlah dirimu sendiri.....

Meiy....coba klik setting di manage link...pilih type nya yg dropdown....
moga2 berhasil yaaaa.....

happy wiken meiy kiss2 naysa dari ghani n aurel

Anonymous said...

bentuk dan ukuran menjadi masalah ketika tidak tahu bagaimana enjoy dengannya dan tidak berusaha menyiasatinya untuk menjadikannya hal yang positif

just Endang said...

aku tuh pendek meiy...tp kupikir kalo ada org yg nyebut2 aku pendek tanpa juntrungan kuanggap dia sirik aja dgn aku yg tetep enjoy....yg penting kita bahagia kan.....anaknya pengen kugendong dooongg....