Iklan

Tuesday, September 09, 2008

Mestikah show off?

Senang sekali teriakan-teriakan tak enak waktu sahur hanya terjadi satu kali (pertama puasa) dari mushalla disebelah rumah. Aku tersenyum dan bilang pada hubby, mungkin sudah ada yang melarang karena mengganggu? Entahlah, waktu ngomong soal ini dulu dengan beberapa orang, sebagian orang setuju-setuju saja dengan teriakan-teriakan membangunkan sahur yang super heboh itu, katanya memperlihatkan kebesaran Islam. Benarkah? Oh my God! Aku bete berat dengan ritual itu, ada yang pake ritual keliling kampung bak buk bak buk, ada yang pukul-pukul tiang listrik. Bayangkan kalau rumah anda disebelah masjid atau mushalla dan corongnya langsung menghadap ke rumah! Ondeh mak ributnya! Pusiiing...Bagiku kalau suara azan selalu enak didengar, tapi suara cempreng orang tereak? Nanti dulu! Azan biasanya dilantunkan dengan indah, ada temanku yang masuk Islam karena mendengar indahnya azan. Lonceng gerejapun berbunyi dengan merdu, ritual agama yang pas/ tidak berlebihan adalah hal wajar dilakukan umat apapun.

Apakah tak setuju dengan ritual-ribut-sahur lantas tak beriman? Wallahu alam! Aku memang tak setuju dengan suara ribut-ribut membangunkan sahur, apalagi kalau kampungnya seperti tempat tinggalku yang multi etnis, beda agama, sangat beragam.

Hari pertama puasa, aku kaget berat waktu seseorang teriak-teriak: "Sahuuur....! sahuur!...!!! bangun Ibu-ibu bapak-bapak..sahuuur!!!. Naysaku langsung nangis, "Takut mesjid..takut mesjid....Ma..." sambil masih merem. Aku kesal sekali sebab baru tertidur, terkantuk-kantuk menemani Nay yang masih 'sakau' pisah ASI dan suka begadang malam-malam. Dan apa perlunya sih membangunkan orang secepat itu? (jam 3, sedangkan di Medan imsak sekitar pukul 5 kurang 5 menit). Emangnya umat nggak bisa bangun sendiri?

Dulu sekali waktu tinggal di camp konsenTERASI eh camp proyek pembangkit listrik di daerah terpencil di Lubung Alung Sumatera Barat, setiap puasa banyak bule yang komplen soal keributan Ramadhan ini. Temanku malah bertengkar dengan bosnya yang orang Inggris, menurutnya itu sudah sewajarnya, si bule yang harus mengerti. Si bos komplen nggak bisa tidur karena sepanjang malam orang tadarus dengan loudspeaker yang keras, dari banyak masjid di kampung.

llmuku memang tak dalam, tapi aku belum pernah membaca suruhan untuk show off dalam beribadah sampai mengganggu orang lain. Yang aku setuju adalah yang menyarankan memakai pengeras suara seperlunya, pada waktu yang terbatas, misal azan memakai loudspeaker luar dan lainnya bisa memakai loudspeaker dalam saja.

Aku tak akan mengutip hadis-hadis yang pernah aku baca atau sekedar pandangan ulama sebab aku merasa tak kompeten, namun beribadah dengan aman nyaman tetapi juga penuh toleransi terhadap orang lain yang berbeda apa salahnya? Islam sudah mengajarkan semua itu sebab Isalm adalah agama rahmatallilalamin.

No comments: