Jika cinta telah berkata, hati tertaut dimana saja. Temanku Edy, manajer camp *CRU yang asli Aceh, menikah dengan kekasihnya gadis lokal dimana bening bertemu. Unik, aku sendiri belum pernah melihat pengantin pria yang diantar ke rumah ‘anak dara’ dengan gajah. Here the show goes:
Dari camp CRU
naik di punggung Theo
My CRU team/friends
Pestanya berlangsung dua hari dua malam dengan adat Karo yang eksotis. Aku sendiri sangat tertarik dengan upacara tradisional begini yang sudah sulit ditemui di kota-kota. Walau gak ngerti baik bahasa maupun maknanya (pr nih untuk nanya2 nanti!) aku enjoy banget melihat ada tari-tariannya. Sayang aku gak bisa mengikuti upacara sampai selesai. Lamaaaa kali upacaranya. Namanya juga emak-emak tiga anak, yang satu merengek minta mimik, yang dua lelaki sibuk menarik-narik tanganku ngajak berenang di sungai, bapak-e sibuk mau pigi-pigi cari tanaman aneh katanya..hehe…Demikianlah kerja en liburan sekalian, dari tangal 5-7 Mei kemarin, sambil pesta teman, sambilan ketemu sama kepala sekolah untuk program edukasi bulan ini.
MORE PHOTOS HERE.
*CRU = Conservation Response Unit,
bekerja untuk pelestarian gajah dan habitatnya di Sumatra; Sumut, Aceh, Bengkulu dengan memberdayakan gajah terlatih, pawang, rangers & masyarakat lokal. CRU adalah bagian dari program FFI-SECP (Fauna & Flora International- Sumatran Elephant Conservation Programme) dengan me-link-kan konservasi ex-situ dengan in-situ.
Ditulis dalam Perjalanan hijau-cinta rimba | Tidak ada komentar »
5 comments:
Kalau anak didiknya Macan, gimana? :)
gajah aja nikahnya rame bgt ya :)
hehehe... ritual yg langka Ni
pake ritual..doooh...
Wah, kapan bisa naik gajah Sumatra ya. Ke Lampung dulu yang deket nih keknya... Sibuk kah, dah lama gak disentuh nih blognya...:)
Post a Comment