Iklan

Wednesday, May 02, 2007

Ketika hangat merambat


Hatiku hangat
Seperti kabut yang pelan-pelan merambat,
membaur bersama panas mentari pagi
di sejuk gunung
memagut hati
bernyanyi






pagiku berseri
seperti senyuman usai bercinta
membaca hati, membaca jiwa
berdua meresapi marlupa

bagimana kubisa berpaling
dari lembut getaran kalbu
merasakanmu
dalam hening
kunikmati gelora di nadi
di relungku,
memagut utuh ruh dan raga
menghapus dahaga

ah kekasih
aku masih sama
bergelora bersama nada
yang mengalir di dalamku
di darah, di pembuluh
di raga di ruhku
masih saja mabuk
ritme asmaradana
ketika jarak tak lagi punya makna

Gambar minjem sini

9 comments:

unai said...

aku membacanya...dan indahhhh

NiLA Obsidian said...

uhhhh hati ini serasa merasakan juga kehangatan mentari pagi menyapa alam....
puisi nya natural bgt Meiy.....

(btw jd pindah terus ke sini ya? so aku nge link nya gmn nih? aku tambah link lagi deh ya?)

just Endang said...

wah bagus dan indah meiy...ya puisinya, ya blognya juga cantik...

pipitpadi said...

Wow uni puisinyo keren

" ketika jarak tak lagi punya makna"
blog barunyo lembut kesannyo.. sejuk. sesejuk puisi pagi ini

Anonymous said...

template baru, semangat baru. hijau dengan semangat menjaga lingkungan tetap terjaga, biru, agar langit tetap jernih. :)) ngga jauh-jauhlah.

oiya, meiy, ikko ado blog nan mungkin meiy tatariak malieknyo.

uniquemuslimah.wordpress.com

Yati said...

ahhh...jadi ikut merasakan hangat.... :)

*wew....baru yaaa blognya

unai said...

aku juga suka puisi2 seperti ini...membiarkan pembacanya memberikan pencitraan sendiri2....bakal sering mmpir nih ;)

Maryulis Max said...

weeww...puisimu Ni...paginya cerah seperti senyum seusai bercinta yak...
Mantap, tabayang dek kito, baa cerahnyo mah :D

Anonymous said...

Mampir sebentar, nggak ngapa-ngapain, cuma baca puisi mantap saja...
salam untuk Naysa, Ofai, Uqan, dan Abank...
salam dari orang utan...!!!